Kinerja Profesional adalah Kunci Sukses Berkompetisi di Era MEA
Bertempat di Kampus II Unit 2 UAD (6/2/2016) Program Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan menyelenggarakan Studium Generale dengan tema Peluang dan Tantangan Tenaga Terdidik di Era MEA dengan pemateri Solita Sarwono, M.A., MPH., Ph.D. dosen tamu di beberapa perguruan tinggi di Indonesia, serta Konsultan dalam bidang Kesehatan Masyarakat, Ilmu Sosial dan Gender NEDWORC Association, Nederland yang sampai saat ini masih berdomisili di Wasenaar, Nederland.
Terkait peluang tenaga profesional Indonesia dalam era MEA, Solita menjelaskan beberapa hal antara lain.
- Pendidikan tinggi Indonesia yang belum mencapai peringkat tinggi di Asia dan dunia.
Banyak perguruan tinggi yang membuka program studi dengan lulusan yang tidak siap untuk berkompetisi, lulusan yang terlalu banyak tidak disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Dan pada akhirnya para lulusan bekerja di bidang-bidang yang tidak sesuai. Solita mencontohkan dengan makin banyaknya pegawai bank yang berasal dari program studi yang sama sekali bukan dari prodi perbankkan. Hal tersebut juga banyak terjadi di lembaga-lembaga lain.
“Jelas saja para lulusan diploma kalah bersaing dengan para lulusan S1, bahkan S2. Apalagi di era MEA tenaga kerja asing akan bebas masuk ke Indonesia, ditambah budaya kita yang menganggap orang asing, produk asing lebih baik dari kita, maka akan semakin berat kompetisinya,” kata Solita.
Untuk itu, persiapkan juga kemampuan berbahasa Inggris. Tenaga terdidik khususnya, mau tidak mau harus siap dengan kemampuan berbahasa Inggris, baik aktif maupun pasif, jika tidak maka kita kan menjadi tenaga teridik kelas dibawahnya.
- perbaikan mental dan etos kerja
Etos kerja serta mental sebagian besar masyarakat kita masih rendah, tidak terkecuali tenaga terdidik, sehingga harus ditingkatkan. Negara maju seperti Singapura, Jepang, Korea, China, adalah contoh dengan masyarakatnya yang bermental dan beretos kerja tinggi. Vietnam, Malaysia adalah pendatang baru yang akan segera menjadi negara maju.
Jika ingin memperoleh hasil yang optimal dalam pekerjaannya, maka harus memiliki mental dan etos kerja yang tinggi.
- Tingkatkan disiplin dan tanggung jawab terhadap profesinya
- Harus mengambil Inisiatif, kreatif, asertif dan percaya diri untuk menunjukkan potensi yang ada dalam diri, serta
- Jadilah teamwork yang baik.
Solita Sarwono mengingatkan pula bahwa dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), maka kita sebagai tenaga terdidik harus profesional. Solita memberikan uraian bahwa orang yang profesional memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
- bertanggungjawab
- mutu kerjanya dapat diandalkan (accountable)
- tindakannya berdasarkan pengetahuan dan teori khusus
- berpengalaman melakukan pekerjaan itu (melalui magang atau pengalaman kerja)
- punya otonomi dalam menentukan apa saja yang akan dilakukan
- bersedia terus belajar/meningkatkan pengetahuan/ ketrampilan/keahliannya
- tidak sembarangan menerima tugas/klien. Bersedia menerima tugas disesuaikan dengan kemampuan kompetensinya.
- menjalankan tugas sesuai dengan kode etik
- mempunyai niat dan moral etika mementingkan kepuasan klien dan menjaga kerahasiaan/info pribadi klien .
- menghormati kompetensi dan uraian tugas teman sejawat atau tenaga profesi lain yang menyelesaikan pekerjaan yang sama
source : Studium Generale Pascasarjana UAD