Meneguhkan Peran Guru sebagai Penggerak Peradaban di Era Kecerdasan Buatan
Kita semua menyadari bahwa perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan, memberikan peluang sekaligus tantangan besar bagi dunia pendidikan. Dalam konteks inilah, guru tetap menjadi figur sentral yang tidak tergantikan. Guru bukan hanya penyampai ilmu, melainkan juga penanam nilai, pembimbing karakter, dan penggerak peradaban bangsa.
Terhadap fenomena itu diselenggarakan seminar nasional dengan tema “Meneguhkan Peran Guru sebagai Penggerak Peradaban di Era Kecerdasan Buatan”. Seminar ini kolaborasi dari Magister Manajemen Pendidikan FKIP Universitas Ahmad Dahlan dengan Magister Manajemen Pendidikan FKIP Universitas Mulawarman.
Melalui forum ini, kami berharap akan lahir diskusi yang produktif, pertukaran gagasan, serta kolaborasi nyata untuk memperkuat mutu pendidikan di Indonesia,” terang Dr. Achadi Budi Santosa selaku ketua panitia
Disampaikan lanjut oleh Dr Achadi bahwa kehadiran para narasumber, peserta, dan semua pihak yang berkontribusi adalah wujud nyata komitmen kita bersama dalam membangun peradaban yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kemanusiaan.
Seminar dilaksakan secara bauran, luring dari Meeting Room UAD kampus 2B dan daring melalui Zoom meeting pada 4 Oktober 2025. Seminar dibagi menjadi 2 sesi yaitu panel dan paralel. Pada sesi panel menghadirkan Dr. Enung Hasanah, M.Pd., kaprodi Magister Manajemen Pendidikan FKIP UAD dan Dr. Usfandy Haryaka, M.Pd., dosen Magister Manajemen Pendidikan FKIP Unmul dengan dipandu moderator Dr. Dian Hidayati, M.M.
Dr. Enung menyampaikan materi berjudul “Belajar, teknologi, dan reran guru di masa depan.” Ia mengawali dengan menyatakan bahwa ketika kita berbicara tentang guru, maka kita akan selalu teringat pada kata belajar, dan ketika berbicara tentang belajar, kita akan teringat pada manusia.
Menurutnya, belajar memiliki makna yang sangat mendalam bagi manusia. Belajar bukan sekadar mencari atau mengumpulkan informasi, sebab informasi bisa didapatkan tanpa benar-benar melalui proses belajar. Informasi yang hanya lewat tanpa pemahaman ibarat pepatah “masuk telinga kiri, keluar telinga kanan.”
“Anda itu hasil belajar itu seperti apa Anda ketika berdiri tanpa bantuan alat itulah diri anda,” terang Enung Haasnah
Disampaikan lanjut oleh Enung, bahwa belajar sejatinya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan manusia. Inilah yang disebut sebagai human skill—kemampuan khas yang menjadikan seseorang benar-benar manusia. Karena itu, belajar merupakan hal yang mutlak bagi manusia. Ada hal-hal yang hanya bisa dipelajari dan dirasakan oleh manusia, yang tidak dapat dibicarakan atau digantikan oleh kecerdasan buatan, salah satunya adalah rasa. Enung menyampaikan bahwa guru masa depan akan memanfaatkan AI untuk memahami kebutuhan siswa, fokus pada bimbingan, kreativitas, dan pengembangan karakter, serta membantu siswa menjadi pembelajar seumur hidup.
“AI mengubah cara kita belajar, tapi bukan menggant guru,” kata Enung
Pemateri kedua adalah Dr. Usfandy Haryaka menyampaikan materi dengan judul “Kreativitas kepala sekolah dalam pengembangan kualitas sekolah dan kinerja guru”. Usfandy memberikan materi berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan judul Manajemen supervisi kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru sekolah menengah pertama di Kaltim khususnya di Kota Bontang.
Hasil penelitian yang disampaikan adalah proses perencanaan supervisi kepala sekolah ini dimulai dengan mengadakan rapat yang melibatkan pihak yayasan kemudian semua pendidik dan tenaga pendidikan, kedua pada tahap pelaksanaan kepala sekolah dalam melakukan Observasi dan kunjungan ke kelas ini dengan minta pertanggung jawaban apakah guru itu cara membuat RPP itu melalui AI tadi atau dibuat sendiri termasuk perangkatnya membuka ajarnya dan absensi siswanya, ketiga pada evaluasi supervisi sekolah sebagai pemimpin telah melakukan pelatihan dan memberi apresiasi penghargaan pada guru yang berprestasi melakukan pendekatan menanyakan apakah apa saja kebutuhan guru dan proses pembelajaran dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. dan keempat ada kendala yaitu terkendala waktu pada waktu supervisi ke kelas itu biasanya guru banyak acara atau keperluan yang lain sehingga supervisinya jadi molor tapi solusinya diganti dengan hari yang lain.
Seminar dilaksanakan pada 4 Oktober 2025 secara bauran, luring di UAD kampus 2B dan daring via Zoom meeting. Setelah sesi panel diadakan sesi paralel dengan dosen dan mahasiswa kedua prodi untuk menyampaikan hasil penelitian. Total ada 19 presenter dengan 11 diantaranya adalah mahasiswa S2 MP UAD. Luaran dari seminar ini aadalah artikel dipublikasika dalam jurnal nasional. Selain itu juga diadakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antar kedua Prodi diwakili oleh Kaprodi masing-masing. Semoga seminar ini membawa manfaat yang luas, menambah wawasan, memperkuat jejaring, dan menjadi inspirasi dalam meningkatkan peran guru di era yang semakin dinamis ini.
Baca juga: S2 MP UAD dan S2 MP Unmul Teken PKS, Perkuat Sinergi Akademik melalui Seminar Nasional 2025