Kolokium: Membangun Kapasitas dan Karir
Prof. Dr. Suyatno dosen Magister Manajemen Pendidikan FKIP UAD hadir sebagai narasumber dalam kolokium pengembangan dosen di STKIP Taman Siswa (Tamsis) Bima dengan tema Membangun Kapasitas dan Karir. Kegiatan dilaksanakan secara daring via Zoom pada 10 Januari 2025 menindaklanjuti dari pelaksanaan Bimtek Strategi Menjadi Prodi Unggul yang telah dilaksanakan pada 24 Desember 2024. Kegiatan ini dilaksanakan untuk sebagai upaya untuk mendapatkan semangat baru di awal tahun 2025 dengan dihadiri 50 peserta dari dosen PGSD STKIP Tamsis.
Dr. Ibnu Khaldun selaku Ketua STKIP Tamsis Bima menyampaikan bahwa dosen harus memiliki rasa ingin tahu dan berinisiatif untuk mencari bekal (ilmu dan pengalaman). Disampaikan pula bahwa STKIP Tamsis selama lima tahun terakhir ada 15 dosen menyelesaikan program doktor. Program selanjutnya adalah untuk memberikan arah kebijakan dan target capaian 2025.
“Saya pikir, kita belum merasa puas. Sehingga di momen kedua harus banyak bertanya dan berdiskusi. Sehingga banyak yang didapatkan,” ucap Dr Ibnu Khaldun
Selain memberikan materi akademik terkait pengembangan diri dosen, Prof Dr. Suyatno juga memberikan motivasi untuk mengubah mindset para dosen di STKIP Tamsis. Dalam materinya yang merujuk dari buku Good to Great karya Jim Collins, kondisi seseorang yang terlalu terfokus pada keadaan yang bagus akan menjadikan jebakan pada rasa nyaman. Sehingga, enggan bergerak ke titik-titik capaian yang lebih tinggi.
“Mengapa tidak banyak dosen yang hebat, karena sudah terlalu puas dengan menjadi dosen yang bagus. Bagus adalah musuhnya hebat, jika ingin jadi dosen yang hebat. Jangan cepat puas menjadi dosen yang sekedar bagus,” terang Prof Suyatno yang juga Wakil Dekan FKIP UAD
Disampaikan oleh Prof Suyatno kondisi dosen hebat, dibagi menjadi 3 yaitu soleh individual, soleh sosial, dan soleh institusional. Soleh individual dipandangnya sebagai capaian personal seorang dosen dalam meniti karirnya. Soleh sosial merupakan dampak yang dimunculkan pada lingkungan sosial. Ilmu dan capaian individual harus mampu memberikan pengaruh ke arah yang lebih baik kepada masyarakat baik konstruksi berpikir maupun produk yang hasilkan. Soleh institusional adalah individu yang mampu bertahan dan loyal pada tempat kerjanya adalah bentuk kesolehan institusional.
“Harus bisa membentuk teamwork, loyalitas, professional yang bahkan di atas professional, komitmen organisasi, dan dedikasi terhadap pekerjaan. Hal ini harus bersama-sama kita tanamkan agar bisa membangun kesuksesan secara bersama sama,” terangnya.