Kolaborasi Dosen, Mahasiswa, dan Alumni menjadi Narasumber Seminar Nasional
Kolaborasi dosen, mahasiswa, dan alumni Magister Manajemen Pendidikan FKIP UAD (S2 MP UAD) menjadi narasumber dalam Seminar Nasional Pendidikan 2024. Prof Suyata, Ph.D., selaku dosen, Warsito, S.Pd., selaku mahasiswa dan Naning Hidayati, M.Pd., selaku alumni secara berturut-turut memberikan materi dalam seminar.
Seminar ini diselenggarakan pada 27 Juli 2024 oleh S2 MP UAD secara bauran di UAD kampus 2A dan Zoom meeting mengambil tema “Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan”.
Prof. Suyata menyampaikan materi “Mengembangkan kepemimpinan instruksional dan kepemimpinan guru” disandingkan dengan Kadinas Pendidikan Kota Yogyakarta Budi Asrori Santosa, S.E., M.Si., pada seminar sesi 1 dengan dipandu oleh Dr. Dian Hidayati, MM., dosen S2 MP UAD.
“’Pandangan tradisional mengatakan bahwa kepemimpinan itu hanya berada di lapisan atas dan dimiliki individu. Sekolah hebat karena dipimpin oleh kepala sekolah hebat,” terang Prof Suyata dalam materinya
Dilanjutkan oleh Prof Suyata mengenai kepemimpinan instruksional, jika pandangan baru beranggapan kepemimpinan itu menyebar di seluruh organisasi sebagai potensi yang dapat dimiliki oleh setiap warga organisasi. Kepemimpinan tak dapat didelegasikan seperti kewenangan dalam manajemen. Selain kepemimpinan instruksional, Prof Suyat juga menjelaskan mengenai kepemimpinan guru yang dimana keberadaan dan pengembangan kepemimpinan guru makin mendapatkan kajian luas dan diyakini mampu mendorong perbaikan sekolah.
Warsito, S.Pd., menyampaikan materi “Best practice guru penggerak” dan Naning Hidayati, M.Pd., menyampaikan materi “Best practices sekolah penggerak” hadir dalam seminar sesi 2 dengan dipandu oleh Ica Lalitya, S.Pd., mahasiswa S2 MP UAD. Kedua narasumber membagikan pengalama baik sebagai guru penggerak dan kepala sekolah penggerak.
“Saat itu kita melihat anak-anak mengalami penurunan terkait dengan literasi. Kenapa? karena hampir 2 tahun itu anak-anak daring. Saat itu munculah yang namanya daurah literasi cinta al-qur’an,” terang Warsito
Daurah literasi cinta Al Qur’an adalah praktik baik yang diciptakan dan dikembangkan oleh Warsito saat menjadi guru pengerak di SDIT Salsabila 3 Banguntapan berupa kebiasaan untuk membaca Al Qur’an setiap hari baik arab dan terjemahannya secara bergantian dan pada akhir kegaitan siswa merangkum apa yang didengar dan dibaca dengan bahasa masing-masing. Dari hal ini siswa menjadi fokus dan bernalar kritis mengutarakan pendapat dari kegiatan yang dilakukan. Selain itu Warsito yang juga mahasiswa semester 2 S2 MP UAD juga memberikan contoh hasil karya dari siswa berupa buletin yang mana ini merupakan media apresiasi hasil tulisan dari siswa.
Mengawali materinya, Naning Hidayati selaku narasumber kedua menyampaikan kutipan dan Fred M. Hechinger bahwa “Saya tidak pernah melihat sekolah yang bagus dipimpin oleh kepala sekolah yang buruk dan Sekolah buruk dipimpin oleh kepala sekolah yang baik. Saya juga menemukan sekolah yang gagal dan berubah menjadi sukses, sebaliknya sekolah yang sukses tiba-tiba menurun kualitasnya”.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Naning yang juga kepala SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta bahwa ada pengaruh lain selain pimpinan bahwa sekolah itu baik seperti kualitas guru yang baik, letak geografis, banyak sedikit dari murid, dan standar mutu yang baik.
“Menjadi pemimpin itu, khususnya pemimpin di sekolah penggerak yang pertama itu pantang menyerah,” terang Naning Hidayati
Secara berturut-turut disampaikan oleh Naning menjadi pemimpin itu harus mempunyai daya juang, berinisiatif, mempunyai ketenangan, keberanian, kecerdasan, optimis, dan ulet. Dalam pengalamannya mengelola sekolah penggerak ada beberapa tantangan yang dihadapi diantaranya siap selalu berubah (berinovasi), menjadi contoh, siap menjadi rujukan, dan selalu dalam pengawasan.