Bersyukur Menjadi Alumni UAD
Dilaksanakan secara luring bertempat di Amphitarium UAD kampus 4 (26/1/2023), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) menyelenggarakan Pelepasan Wisudawan/wati Periode Januari 2023. Tema yang menjadi kegiatan ini adalah Menjadi Pendidik dan Kader Persyarikatan yang Menginspirasi dengan pemateri dr. Agus Taufiqurrahman, Sp.S., M.Kes., selaku Ketua PP Muhammadiyah.
“Insyaallah ada sekitar 310 mahasiswa di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang akan kami lepaskan,” terang Dr. Wahyu Nanda Eka Saputra, M.Pd., Kons., selaku ketua panitia.
Panitia kegiatan ini dari prodi Bimbingan dan Konseling (BK) dan dihadiri oleh Dekan, Wakil Dekan, Kaprodi dan Sekprodi serta calon wisudawan/wati di lingkungan FKIP UAD.
“Kenapa harus bersyukur? karena banyak teman anda yang tidak sempat sampai wisuda. Anda harus bersyukur , karena anda diberi kesempatan untuk lulus sehat sampai wisuda,” terang Muhammad Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph.D., selaku Dekan FKIP
Disampaikan pula, mahasiswa patut bersyukur bahwa ada kesempatan untuk kuliah. Berdasarkan data, dari demografi Indonesia hanya sekitar 30an % yang merasakan kuliah. Syukur selanjutnya menurut Muhammad Sayuti adalah karena menjadi bagian keluarga besar Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) seluruh Indonesia. Karena sejak mahasiswa lulus dari UAD bukan hanya menjadi keluarga besar UAD tapi keluarga besar perguruan tinggi muhammadiyah seluruh Indonesia.Mahasiswa/alumni setelah lulus mendapatkan akses global ke seluruh dunia, karena jaringan Muhammadiyah tersebar dimana saja tidak hanya di Indonesia tapi dunia.
“Muhammadiyah ada 175 kampus dari Papua Sampai Aceh, dari Kupang sampai Manado,” terang Muhammad Sayuti.
Sebaran PTMA diseluruh provinsi Indonesia bahwa sampai luar negeri, terbaru ada Universitas Muhammadiyah Malaysia dan sekolah di Australia. Ini merupakan satu-satunya lembaga di Indonesia yang mempunyai kampus dan sekolah di luar negeri. Pada akhir sambuatannya Muhammad Sayuti menyampaikan emnganai kunci sukses dimasa depan adalah ringan hati serta birrul walidain (berbakti kepada orang tua).
Masuk ke acara inti pemaparan materi oleh dr. Agus Taufiqurrahman, Sp.S., M.Kes., dengan moderator Dr. Hardi Santosa, M.Pd.
“Besuk ketika diwisuda kita itu sekedar menjadi sarjana, dalam artian mendapatkan gelar saja atau memang kita mempunyai kompetensi sarjana itu?” tanya dr. Agus kepada mahasiswa.
Dijelaskan lebih lanjut, bahwa ada sarjana tapi tidak mampu mengamalkan ilmu yang didapatkan. Sarjana agama harus mengerti, sarjana pendidikan harus mengerti pendidikan begitu seharusnya. Nanti di profesi kita masing-masing seperti apa kita, jika kita berkeunggulan yakin kita akan bertahan.
“Menjadi guru bukanlah sekedar pekerjaan, tapi aslinya menjadi guru itu kita sedang melukis masa depan, membangun paradigma,” terang dr. Agus kepada mahasiswa.
Dalam akhir materinya dr. Agus menyampaikan bahwa menaman keburukan akan memanen keburukan, menanam kebaikan akan memanen kebaikan.
Pada akhir acara pelepasa diberikan penghargaan kepada mahasiswa berprestasi dan IPK tertinggi di masing-masing prodi. Dari S2 MP UAD, Sahrul Akbar mendapatkan IPK tertinggi 3.92 predikat Cumlaude dengan masa studi 1 tahun 9 bulan. Pada periode Januari ini ada 6 mahasiswa S2 MP UAD yang mengikuti wisuda.