Menjamin Mutu Pembelajaran Daring
Magister Manajemen Pendidikan FKIP UAD (S2 MP UAD) menyelenggarakan webinar “Menjamin Mutu Pembelajaran Daring” yang dilaksanakan secara daring via ZOOM dan YouTube pada 14 Agustus 2021 diikuti oleh 500 peserta dengan 38% guru. Webinar ini merupakan seri ketiga webinar Kiprah Alumni S2 MP FKIP UAD Untuk Negeri. Kegiatan ini mewujudkan bahwa kiprah alumni S2 MP UAD nyata adanya memberikan kontribusi bagi pendidikan di Indonesia.
Dr. Suyatno, M.Pd.I. (Kaprodi S2 MP UAD) sebagai keynote menyampaikan bahwa ada berkah dalam 2 tahun pandemi ini. Setidaknya ada 3 hal penting, pertama terbentuknya mindset nyaman dengan ketidaknyamanan (budaya inovasi). “Inovasi akan lahir akan terlaksana akan menjadi budaya kalau memang kita itu melakukan hal-hal diluar kenyamanan kita” terang Dr. Suyatno. Hal kedua adalah meningkatnya budaya belajar dan yang ketiga adalah adopsi teknologi dalam pembelajaran.
Selanjutnya, acara inti dipandu oleh moderator Dr. Muhammad Zuhaery, M.A dan hadir sebagai pemateri adalah yaitu Diyah Puspitarini, M.Pd (Dosen PGSD UAD dan Ketua Umum PP Nasyiatul ‘Aisyiyah) alumni 2014, Widada, M.Pd. (Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Sewon Bantul) alumni 2018, dan Abdulah Mukti (Staff Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah) alumni 2019.
Diyah Puspitarini, M.Pd. sebagai pemateri pertama menyampaikan tentang “Guru Hebat dalam Pembelajaran Daring”. Disampaikan oleh Diyah dalam penelitiannya dengan responden guru-guru, bahwa ada perubahan dan hal menarik dalam pembelajaran daring ini yaitu beberapa guru menambah profesi sebagai youtuber. Menyiapkan pembelajaran via video online. Para guru di masa pandemi justru merasa capek dan lelah, baik mengajar daring disekolah maupun dirumah. Dijelaskan lebih lanjut bagaimana guru hebat itu? “Guru hebat adalah guru yang siswanya bisa tanggap dengan apa yang diberikan oleh gurunya. Ingat kita sebagai gurutidak hanya transfer knowledge, tetapi kita juga transfer value, kita juga harus transfer karakter, yang seharusnya itu didapatkan disekolah. Namun, ternyata pandemi ini harus meringsek semuanya dan kita belajarnya dirumah” terang Diyah. Guru hebat selanjutnya adalah bagaimana menjelaskan pelajaran dengan mudah. Mudah bukan dalam artian semua harus bisa, mudah dalam artian anak bisa paham apa yang dimaksudkan (pelajaran). Guru hebat yang terakhir adalah bagaimana pembelajaran bisa menyenangkan. Siswa tidak merasa jenuh ketika Anda (guru) ngomong 1 jam pelajaran.
Widada, M.Pd. selaku pamateri kedua menyampaikan Manajemen Sekolah Ramah Anak di Masa Pandemi. Mengawal materinya merujuk dari data KPPPA bahwa 30% (79.5 juta) penduduk indonesia adalah anak (data 2019) dan ada 81,2 juta jumlah keluarga (data 2015, SUPAS). Dipaparkan lebih lanjut mengenai perlindungan anak di masa pandemi yaitu holistik integratif yang pertama, terpenuhinya kebuuthan anak secara utuh yaitu kesehatan dan gizi, rangsangan pendidikan, pembinaan morak-emosional dan pengasuhan. Kedua, terlindunginya anak dari kekerasan, penelantaran, perlakuan yang salah dan eksploitasi. Ketiga, terselenggaranya layanan pendidikan yang aman dan nyaman dan yang keempat adalah terwujudnya komitmen seluruh unsur terkait yaitu orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintan dan pemerintah derah. Dalam masa pandemi pola pengasuhan anak juga mempunyai tantangan. Tantangna untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, kelekatan, keselamatan dan kesejahteraan yang menetap dan keberlanjutan, demi kepentingan terbaik bagi anak.
Pemateri terakhir adalah Abdulah Mukti, M.Pd. mantan kepala sekolah SMP Muhamamdiyah 1 Depok yang sekarang menjadi staff khusus Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah. Materi yang disampaikan adalah Melejitkan Sekolah Muhammadiyah Bekemajuan di Era Pandemi. “DNA sekolah muhammadiyah sedari awal sekolah unggul dan berkemajuan” terang Abdulah Mukti. Mengutip apa yang dikatakan oleh KH Hisyam pada 17 Juni 1920 yaitu “Saya akan membawa kawan-kawan kita pengurus bagina sekolahan berusaha memajukan pendidikan dan pengajaran sampai dapat menegakkan gedung universiteit Muhammadiyah yang megah untuk mencetak sarjana-sarjana islam dan maha-maha guru Muhammadiyah guna kepentingan umat islam pada umumnya dan Muhammadiyah pada khususnya”. Mukti memberikan gambaran terkini terkait dengan sekolah muhammadiyah dari tingkat SD, SMP, SMA, sampai perguruan tinggi. Dalam kondisi pandemi ini Muhammadiyah senantiasa berinovasi dalam pendidikan. Dikuncurkannya project EdutabMu “Digital Learning Accelerator” yaitu platform pembelajaran berbasis tablet. Pembelajaran dengan tabel tanpa internet, bisa diakses seluruh siswa dari sabang sampai merauke. Pada akhir materinya Mukti menyampaikan sikap utama menghadapi covid 19 yaitu inovasi dan kreativitas pembelajaran, pendidikan di keluarga, kolaborasi sinergi berbasis persyarikatan dan gerakan.
lihat full webinar di https://www.youtube.com/watch?v=ENqSSZ7l4fE