Tekuni Pendidikan Inklusi, Muhaimin Raih Prestasi
Pendidikan inklusi adalah sebuah pelayanan pendidikan bagi peserta didik yang mempunyai kebutuhan pendidikan khusus di sekolah regular ( SD, SMP, SMU, dan SMK) yang tergolong luar biasa baik dalam arti kelainan, lamban belajar maupun berkesulitan belajar lainnya misalnya karena tuna netra, tuna rungu maupun tuna wicara. Siswa yang luar biasa menjadi satu dalam kelas dengan siswa-siswa lainnya yang normal.
Tidak banyak sekolah yang mau menyelenggarakan pendidikan ini, meski Undang-Undang menjaminnya. Berbagai alasan yang menyebabkannya, karena alasan SDM yang tidak ada ataupun karena alasan lainnya, diantaranya menghabiskan banyak waktu, tenaga, pikiran, dan lain-lain. Padahal mereka semestinya memperoleh hak yang sama untuk mendapatkan layanan pendidikan dengan sebaik-baiknya.
Berbeda dengan orang pada umumnya, Muhaimin Guru Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta, merasa terpanggil untuk memberikan layanan pendidikan kepada anak-anak yang kurang beruntung tersebut. Berbekal sertifikat mengikuti pendidikan inklusi dimasa kuliah S1, Muhaimin mulai tahun 2008 berani untuk menerima siswa luar biasa disekolahnya. Tahun 2008 hanya satu siswa, tetapi memasuki tahun keempat semakin banyak sehingga dia memberikan pelatihan untuk guru-guru khususnya yang putri karena lebih telaten dalam mengelola dan melayani siswa luar biasa. Dan saat ini di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta terdapat 15 siswa luar biasa, yaitu 7 siswa di kelas X, 3 siswa di kelas XI, dan 6 siswa di kelas XII.
“Mereka punya hak yang sama dengan kita untuk mendapatkan pendidikan yang baik. Mereka hanya cacat secara fisik, dan itu bukan keinginan mereka. Anak-anak kita banyak yang cacat bukan fisik, tetapi mental, bahkan juga kita termasuk juga saya yang seringtidak peduli dengan permasalahn sekitar, yang sering melanggar aturan dengan tanpa merasa bersalah. Itu lebih berbahaya dari cacat fisik. Sehingga, sudah seharusnya kita memberikan layanan yang baik dengan mereka,”harapnya.
“Guru-guru kami beri pelatihan agar mereka dapat menerima, mengelola, dan memberikan layanan pendidikan kepada siswa dengan baik,” terang Muhaimin.
Karena kegigihannya dalam mengelola pendidikan inklusi, maka Muhaimin diamanahi untuk menjadi ketua forum penyelenggara pendidikan inklusi yg terdiri dari 56 sekolah dari TK s.d. SMA/SMK se-DIY. “Mereka tahu, bahwa bapaknya sekolah inklusi ya saya, yang konsen sejak awal dan terus-menerus menularkan virus untuk menangani sekolah inklusi memang saya,” ungkap Muhaimin.
Guru Berprestasi Nasional
Kegigihan, ketelatenan, keikhlasan Muhaimin dalam mengelola pendidikan inklusi membuahkan hasil manis. Pada 12-19 Agustus 2016, Ia dipilih oleh Dikpora DIY untuk mengikuti pemilihan Guru Berprestasi Nasional Kategori Inklusi yang diselenggarakan oleh Kemdikbud di Jakarta.
“Kategori inklusi adalah kategori baru, dan Pimpinan Dikpora maupun Pimpinan Daerah/Wilayah Muhammadiyah sudah tahu kalau guru yang konsen pada bidang ini adalah saya, sehingga tanpa ada seleksi, langsung ditunjuk begitu saja,” terang Muhaimin.
“Alhamdulillah, meski dengan persiapan yang relatif pendek, saya dapat menjalankan amanah dengan baik, dengan meraih juara 3,” ungkapnya penuh dengan rasa syukur.
Pimpinan sekolah, pimpinan di dinas pendidikan DIY, maupun di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah secara pribadi menyampaikan selamat atas prestasi yang diraihnya.
Pendapat Rekan Kerja
Rosyidul Anwar, S.Ag., M.Pd.I. koleganya sesama guru di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta yang membidangi pendidikan inklusi untuk tuna netra membenarkan jikalau pimpinan, guru, dan berbagai pihak menyampaikan rasa bangga atas prestasi yang diraih Muhaimin. Rosyid yang saat ini menjabat sebagai Wakil Kabag. PAI menyampaikan bahwa sekolah sangat bangga atas prestasi yang diraih oleh Pak Muhaimin karena membawa nama baik sekolah, dan memang pantas diberikan kepadanya.
“Saya bergabung di sekolah ini mulai tahun 2009 juga karena diajak oleh Pak Muha, karena diminta untuk membantu mengelola pendidikan inklusi. Saya mengenalnya sejak sama-sama kuliah S1 di UIN, dan sama-sama mengikuti diklat pendidikan inklusi. Saya bidang tuna netra, dan Pak Muha bidang tuna rungu,” ungkap Rosyid.
Sebagai Alumni Magister MP UAD
Cita-citanya untuk terus-menerus meningkatkan kemampuan memanaj pendidikan inklusi dengan lebih baik terbuka lebar saat dinyatakan lolos meraih beasiswa studi lanjut di Magister Manajemen Pendidikan UAD dari Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY.
Kesempatan studi lanjut Magister selama 4 semester Dia manfaatkan dengan baik, dengan mengikuti berbagai kegiatan ilmiah baik dalam maupun Luar Negeri, termasuk kunjungan dan seminar internasional di University Utara Malaysia.
“Ilmu manajemen yang saya dapatkan di Magister MP UAD sangat bermanfaat. Apa yang disampaikan oleh dosen sangat bisa langsung dimanfaatkan, diaplikasikan. Sehingga tesis saya pun tentang pendidikan inklusi, yang sudah biasa saya tangani,” terang Muhaimin.
Ditanya tentang siapa dosen favorit di S2 MP UAD, Muhaimin mengungkapkan bahwa semua dosen favorit bagi saya. “Insparing semua. Pak Dwi Suliworo, Bu Aliyah, Bu Suharsimi, Pak Suyoto, dan lainnya semua bagus. Beliau-beliau sangat ahli dalam bidangnya,” ungkap Muhaimin
Muhaimin juga menceriterakan bahwa setelah dia menyelesaikan kuliah di Magister MP UAD, banyak teman-temannya yang kemudian studi lanjut di S2 UAD. Dua wakil kepala sekolah studi lanjut di Magister MP, guru PBI studi lanjut di Magister PBI. Yang lainnya sudah antri untuk studi lanjut di UAD.
Muhaimin menyampaikan bahwa setelah lulus Magister MP dia diamanahi menjadi wakil kepala sekolah urusan Ismuba (urusan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan/AIK). Berbagai permintaan untuk menjadi tim pengembangan kurikulum, pemateri, narasumber di berbagai pertemuan ilmiah juga semakin banyak, antara lain menjadi tim pengembang kurikulum oleh PP Muhammadiyah, tim pengembangan kurikulum untuk sekolah-sekolah negeri oleh Direktorat PSMK, tak terkecuali sebagai narasumber untuk memberikan gambaran kolaborasi bagi kepala sekolah-kepala sekolah inklusi se-DIY.
Untuk kegiatan yang dia sebut terakhir Muhaimin mengungkapkan rasa terima kasihnya telah dipercaya oleh Pimpinan Dikpora DIY menjadi narasumber. “Narasumber lainnya pejabat-pejabat semua, hanya saya yang guru,” ungkap Muha dengan rasa syukur sekaligus bangga. (dsk)
sumber : http://pascasarjana.uad.ac.id/tekuni-pendidikan-inklusi-muhaimin-raih-prestasi/