Manajemen Sekolah di Pondok Pesantren
“Orang luar berpandangan bahwa pondok pessantren itu identik dengan gudiken (penyakit gatal di kulit-jawa). Coba kita lihat bagaimana di dalam pondok pesantren itu. Sekarang.” buka Dr. Zuhaery. Ucapan itu memang menjadi stigma jika ada di pesantren, tetapi oleh Dr. Zuhaery mencoba mematahkannya karena jaman telah berkembang dan pondok pesantren(ponpes) telah berubah.
Dr. Muhammad Zuhaery, M.A begitu nama lengkap beliau adalah pimpinan ponpes Islam Al Iman di Magelang. Jadi mengetahui seluk beluk pendidikan dan keadaan yang ada dalam ponpes. Selain menjadi pimpinan ponpes tentunya beliau juga dosen PPs Manajemen Pendidikan UAD. Selanjutnya dalam paparannya tentang keadaan pesantren membagi pesantren dalam 3 kategori, yaitu salaf, khalaf, dan kombinasi. Secara interaktif memberikan gambaran tentang ponpes dengan mengajak pendengar untuk ikut dalam materi yang disampaikan.
Ponpes di Indonesia ini mencapai 37 ribu dengan berbagai keadaan (Litbang Kemenag 2014). Dari tradisional, modern, besar, kecil semua ada. Jumlah itu bertambah setiap tahunnya. Tentunya juga ada seleksi alam yang menyebabkan pesantren dapat bertahan atau bahkan jatuh, seperti halnya sekolah. Setiap ponpes harus mempunyai inovasi agar senantiasa bertahan di era globalisasi yang tidak bisa terbendung ini.Karena ponpes adalah sistem pendidikan yang mempunyai ciri khas tersendiri. Menerapkan sistem pendidikan yang integral yang memadukan antara pendidikan dan pengajaran. Hal ini berkenaan dengan pendidikan agama, itu yang membedakan dengan pendidikan lain. Tidak hanya transfer ilmu tetapi juga menanamkan nilai-nilai agama itu dalam perilaku santrinya.
Sekitar 30 menit Dr. Zuhaery menyampaikan materinya tentang pendidikan di ponpes. Selanjutnya dilakukan tanya jawab. Diantaranya ada yang bilang bahwa ponpes identik dengan anak nakal. Kenapa? Biasanya anak yang mempunyai sifat nakal dimasukkan ke ponpes, harapannya dengan di karantina disana akan berkurang dan hilang sifat nakalnya. “Itu juga stigma yang perlu diubah, karena ponpes menerima siapa saja yang memang mempunyai niatan untuk nyantri.” sambung Dr. Zuhaery
Manajemen sekolah di ponpes diatas disampaikan pada Kuliah Perdana PPs Manajemen Pendidikan UAD semester genap 2016/2017 pada hari Senin(27/2/17) di ruang sidang utama UAD kampus 1. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menyambut dan memulai perkuliahan setiap semesternya dengan tema dan pemateri yang berbeda. Pada kegiatan ini pula mahasiswa baru disambut dan diperkenalkan dengan lingkungan kuliah beserta dengan dosen-dosennya.
Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur dan Wakil Direktur Pascasarjana UAD, Dosen, Mahasiswa baik baru maupun lama. Pada semester ini PPs Manajemen Pendidikan menerima 11 mahasiswa baru. Diharapkan mahasiswa baru cepat beradaptasi dengan suasana perkuliahan yang ada.