Dosen S2 MP UAD dikukuhkan sebagai Guru Besar
Dosen Magister Manajemen Pendidikan FKIP UAD (S2 MP UAD) Prof. Dr. Suyatno, M.Pd.I., dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang ilmu Manajemen Berbasis Sekolah dalam Sidang Senat Terbuka Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang disleenggarakan di Amphitarium UAD kampus 4 pada Sabtu 25 Mei 2024. Selain Prof. Dr. Suyatno, M.Pd.I., juga dikukuhkan Prof. Dra. Hj. Alif Mu’arifah, S.Psi., M.Si., Ph.D., bidang Ilmu Psikologi, dan Prof. Dr. Fithriatus Shalihah, S.H., M.H., bidang ilmu Bidang Ilmu Hukum Perdata dan Bisnis.
Sidang senat terbuka dibuka oleh Ketua Senat UAD Prof. Dr. Dwi Sulisworo, M.T., dilanjutkan dengan pembacaan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) tentang Kenaikan Jabatan Guru Besar oleh Dr. Farid Setiawan, M.Pd.I., selaku Kepala Bidang Seleksi dan Pengembangan Karir Biro Sumber Daya Manusia UAD.
“Semoga pengukuhan ini semakin menguatkan posisi UAD sebagai universitas unggul baik di tingkat nasional maupun internasional,” terang Prof. Setyabudi Indartono, M.M., Ph.D. kepala LLDIKTI V DIY
Prof. Setyabudi Indartono, M.M., Ph.D. dalam sambutannya berharap bahwa dilantiknya tiga Guru Besar UAD ini dapat menjadi angin segar dalam menghadapi kompleksitas masalah dalam berbagai bidang.
Prof. Dr. Suyatno, M.Pd.I. dalam pidato pegukuhannya mengusung judul “Gen Z dan Transformasi Pendidikan Guru di Indonesia”. Mengawali pidatonya Prof Suyatno melemparkan sebuah pertanyaan Masihkah profesi guru diminati oleh generasi muda yang akan datang?
“Meskipun guru adalah pekerjaan mulia dan memilki status sosial yang tinggi, tetapi minat masyarakat untuk menjadi guru telah mengalami penurunan.” terang Prof Suyatno
Prof Suyatno menyampaikan mengenai gagasan transformasi pendidikan guru di masa depan. Setidaknya dari penelitian yang sudah dilakukan bahwa secara empiris guru-guru muda dari Gen Z memilih karier sebagai guru merupakan percampuran kuat antara motivasi altruistik, intrisik, dan ekstrinsik. Terbukanya kesempatan untuk mengembangkan diri dan mencoba hal-hal baru (self-development) memperkuat minat Gen Z untuk memilih profesi sebagai guru.
Setelah pidato Guru Besar, acara dilanjutkan dengan sambutan. Mengawali sambutan pertama oleh Ketua Senat UAD Prof Dr. Dwi Sulisworo, M.T.
“Tentu kita berharap dukungan dari bapak ibu terus-menerus agar capaian yang diperoleh beliau bertiga dan yang lainnya tetap sustain, tetap berkelanjutan untuk kemanfaatan yang lebih luas bagi masyarakat,” teragn Prof. Dwi Sulisworo
Selanjutnya Rektor UAD, Prof. Dr. Muchlas, M.T., dalam sambutannya juga melaporakan bahwa UAD sampai saat ini sudah memiliki 41 Guru Besar. Hal ini menjadikan UAD sebagai perguruan tinggi swasta dengan jumlah Guru Besar terbanyak ketiga di Provinsi DIY. Selain itu juga ada sekitar 62 dosen dalam program inkubasi Guru Besar UAD. Harapannya pada tahun 2027 target 20% Guru Besar dari total dosen tetap UAD dapat dicapai.
“Mudah-mudahan apa yang kita capai pada hari ini, ada Prof. Alif, Prof. Suyatno, dan Prof. Fithriatus Shalihah, menjadi amunisi baru di dalam proses atau model akselerasi Guru Besar yang kami jalankan.” Tambah Prof. Dr. Muchlas, M.T.
Prof. Dr. Noor Rochman Hajam, Dewan Pakar Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah menekankan bahwa kemajuan UAD tidak kalah dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah lainnya yang berakreditasi Unggul. Menjadi Guru Besar merupakan tugas mulia nan berat. Menurutnya, Guru Besar merupakan role model sehingga perlu menanamkan nilai-nilai kemuhammadiyahan dalam berpikir, bersikap dan berperilaku.
“Menjadi Guru Besar diharapkan akan menjadi role model baik dalam berfikir, bersikap, dan berkembang.” Ucap Prof. Dr. Noor Rochman Hajam.
Lihat dan baca Buku pidato pengukuhan guru besar Prof Dr. Suyatno, M.Pd.I dengan judul Gen Z dan Transformasi Pendidikan Guru di Indonesia DISINI