Teori dan Best Practice PTK
Kolaborasi dosen dan alumni Magister Manajemen Pendidikan FKIP UAD (S2 MP UAD) menjadi narasumber dalam webinar Penelitian Tindakan Kelas batch 1 yang diselenggarakan oleh UAD (S2 MP UAD). Kegiatan dilaksanakan pada 5 Agustus secara daring melalui zoom meeting dan diikuti oleh 170 peserta yang terdiri dari guru dan mahasiswa berbagai daerah di Indonesia.
“Kita berencana akan memberikan pelatihan ini setidaknya dua sesi yang pertama adalah tentang teori dan juga best practice,” terang Dr. Enung mengawali materi webinar
Dr. Enung Hasanah, M.Pd., Kaprodi dan dosen S2 MP UAD memberikan materi tentang Teori PTK dan Fitri Nur Hayati, M.Pd., yang merupakan alumni memberikan materi Best Practice Pelaksanaan PTK di Kelas.
Dalam materinya, setidaknya ada 4 hal harus dipahami mengenai PTK, pertama pengertian dari PTK, kedua siapa yang melakukan PTK, ketiga dasar asumsi PTK, dan keempat bagaimana memulai PTK.
“PTK itu adalah bentuk penelitian yang memungkinkan para guru untuk menyelidiki dan mengevaluasi pekerjaan mereka sendiri,” terang Dr. Enung biasa disapa.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa jika guru bisa melakukan refleksi mandiri tentang yang sudah dilakukan di kelas selama ini tanpa harus orang lain yang menilai. PTK itu kita (guru) mencoba memberikan solusi terhadap permasalahan yang dipandang perlu diselesaikan.
“Ketika melakukan sebuah tindakan kelas itu memang jangan sampai hanya asal-asalan dalam membuat rencana gitu ya, setidaknya kita membuat plan atau rencana terlebih dahulu,” terang Fitri Nur Hayati yang merupakan guru SMA Muh 2 Yogyakarta.
Dijelaskan oleh Fitri, menyusun rencana dimaksudkan agar nantinya jelas tujuan yang dicapai, cara yang digunakan dengan menyesuaikan treatment yang akan dilakukan sehingga PTK tidak sia-sia. PTK adalah salah satu tahapan bagi guru untuk berproses dan belajar.
Fitri memberikan contoh praktik PTK yang sudah dilakukan dengan judul “Penerapan Metode Paired Role Playing dalam Meningkatkan Ketrampilan Berbahasa Jawa Krama”.
“Metode ini tidak hanya untuk pelajaran bahasa Jawa tetapi juga bisa diaplikasikan untuk pembelajaran keterampilan berbahasa yang lain karena kebetulan saya guru bahasa Jawa,”terang Fitri yang meraih berbagai hibah PTK
Dijelaskan oleh Fitri hal yang menjadi latar belakang PTK ini adalah kurangnya pembiasaan berbahasa Jawa di sekolah dan keluarga, siswa kesulitan berbahasa jawa, kurangnya minat dan motivasi siswa dalam belajar, dan kurangnya perhatian dan partisipasi siswa.
Secara umum, PTK yang dilakukan adalah guru merencanakan penugasan dan pedoman penilaian dalam pelaksanaan metode paired role playing pada pembelajaran bahasa jawa. Pada penugasannya guru menentukan dialog yang akan dipraktikkan oleh siswa dan siswa akan berdialog dengan guru menggunakan penugasan yang ada.