Joyful Learning Melalui Ice Breaking
Model pembelajaran merupakan salah satu faktor pendukung dalam transfer ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa, dan guru juga harus memiliki strategi belajar mengajar yang tepat. Metode tradisional sudah tidak relevan lagi. Oleh karena itu, guru harus meningkatkan keterampilannya dengan memilih dan menerapkan model pembelajaran secara tepat. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat secara efektif dan efisien mempengaruhi proses pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran.
Dalam hal belajar, minat belajar adalah salah satu hal yang paling penting. Karena jika minat siswa terangsang, pembelajaran akan lebih menyenangkan. Terkadang siswa kurang fokus saat belajar. Ini mungkin karena mereka tidak memiliki minat yang terlihat untuk berpartisipasi dalam pembelajaran. Untuk membangkitkan minat siswa, guru dapat menggunakan ice breaker di awal pembelajaran, di samping dan di akhir pembelajaran, untuk membantu siswa kembali fokus dan menyerap pelajaran dengan baik.
“Program pemberdayaan umat atau prodamat ini melalui webinar nasional dengan tema implementasi ice breaking meningkatkan pembelajaran di dalam kelas sebagai media untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kegiatan pembelajaran sehingga para guru umumnya dan guru Muhammadiyah khususnya membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan dapat menarik minat dan minat belajar siswa,” terang Dinar Pratama selaku ketua Prodamat.
Dinar Pratama bersama tim prodamat yang beranggotakan Padlan, Ari Sandi, Jumania Saidah, Bambang Supriyanto, Syamsul Kamar TN menyelenggarakan prodamat dengan tema “Implementasi Ice Breaking Meningkatkan Pembelajaran di Dalam Kelas” dengan narasumber Dr. Dian Hidayati, MM. Prodamat ini dilaksanakan pada Sabtu, 10 Juni 2023 secara daring melalui zoom dan diikuti oleh 100 perserta dari berbagai daerah di Indonesia. Prodamat ini merupakan kegiatan wajib mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan FKIP UAD (S2 MP UAD).
“Kegiatan Prodamat ini kita lakukan adalah salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas akhir yaitu di magister manajemen pendidikan FKIP Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta,” terang Dr. Muhammad Zuhaery dalam sambutan selaku pembimbing prodamat.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa dalam prodamat ini tentu diberikan keluasan kepada mahasiswa untuk melaksanakannya melalui webinar atau mungkin pembelajaran di lapangan ataupun yang lainnya dengan harapan mahasiswa juga praktek langsung bertemu dengan masyarakat.
Mengawali materinya, Dr. Dian Hidayati langsung memberikan ice bereaking kepada peserta webinar secara daring dan peserta antusias mengikuti ice breaking yang diberikan. Disampaikan oleh Dr. Dian, bahwa ice breaking merupakan salah satu media yang membuat belajar menjadi menyenangkan (Joyful Learning).
“Joyful learning adalah proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat sebuah kohesi yang kuat atau hubungan yang kuat antara pendidik dengan peserta didik tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan,” terang Dr. Dian
Dilanjutkan oleh Dr. Dian, bukan berarti terpaksa dan tertekan ini guru tidak boleh “marah”, marah dalam hal ini berarti tegas untuk mengingatkan jika ada hal yang salah di siswa. Hal ini untuk membangun bonding/keterikatan antara guru dengan siswa agar hubungan lebih erat.
“Ice breaking itu seharusnya bisa memecah kebekuan kekalutan kejemuan dan kejenuhan suasana sehingga menjadi cair dan suasana bisa kembali pada keadaan semula,” terang Dr. Dian
Dipaparkan oleh Dr. Dian yang juga dosen S2 MP UAD bahwa ada beberapa manfaat ice beraking yaitu melatih siswa berpikir kreatif, mengembangkan dan mengoptimalkan otak dan kreatifitas siswa, melatih siswa berinteraksi dalam kelompok dan bekerjasama dalam satu tim, dan melatih berpikir sistimatis dan kreatif untuk memecahkan masalah. Ice breaking merupakan bagian dari media pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta psikologis peserta didik masing-masing. (dnr/adm)