Latar Belakang
Peningkatan daya saing bangsa sangat penting, dan pendidikan menjadi upaya strategis. Sekolah diharapkan dapat menghasilkan kualitas lulusan yang handal (relevan dengan kebutuhan dunia kerja, memiliki kompetensi memadai, menguasai life skill yang dibutuhkan). Agar lembaga penyelenggara pendidikan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas menuntut cara kerja organisasi sekolah yang efektif, untuk itu peran fungsi manajerial sangat penting.
Banyak kendala yang sering ditemui dalam penyelenggaraan pendidikan, hambatan dan tantangan makin menuntut kemampuan kreatif dalam menyelesaikannya. Kondisi tersebut membutuhkan figure pimpinan yang memiliki kemampuan manajerial handal sehingga mampu membawa organisasi penyelenggara pendidikan lebih efektif mencapai tujuan, masyarakat pengguna layanan pendidikan diharapkan dapat memperoleh kepuasan terhadap jaminan kualitas pendidikan bagi putra-putrinya.
Ragam kebijakan pendidikan yang ditetapkan menuntut implementasi oleh para pelaksana di lapangan. Kondisi sumber daya manusia, dan berbagai sumber daya lainnya di lembaga pendidikan memiliki kualifikasi yang beragam mengakibatkan implementasi menjadi kurang optimal. Di sisi lain relevansi, keterlaksanaan kebijakan seringkali menemui berbagai kendala. Umpan balik sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas kebijakan maupun implementasinya. Kemampuan analisis dan evaluasi kebijakan dibutuhkan agar kendala implementasi maupun relevansi kebijakan dapat segera diketahui dan menjadi acuan perbaikan lebih lanjut.
Implementasi otonomi daerah yang juga berimbas ke bidang pendidikan memberikan peluang besar bagi daerah atau bahkan sekolah untuk mengembangkan kebijakan penyelenggaraan pendidikan, namun efektivitas kebijakan yang diambil perlu dikaji melalui evaluasi terhadap proses penentuan kebijakan, substansi kebijakan, relevansi, dan implementasi kebijakannya.